Monday, July 22, 2013

CARA MERAWAT BONSAI DALAM RUMAH

Merawat pohon bonsai indoor atau yang diletakkan di dalam rumah bermanfaat terutama jika Anda ingin menambahkan kesan natural di dalam rumah.
Bonsai membutuhkan perhatian dan perawatan agar dapat tumbuh indah dan sempurna. Tapi bukan berarti merawat bonsai adalah sesuatu yang sulit.
Berikut adalah beberapa tips mudah untuk merawat bonsai Anda:
Meskipun hendak meletakkan bonsai di dalam rumah, dianjurkan untuk sesekali membawa bonsai keluar rumah agar terkena sinar matahari langsung.
Sisihkan jadwal harian misalnya di pagi hari agar bonsai mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup.Jangan terlalu lama ‘menjemur’ bonsai. Cukup lakukan beberapa jam saja. Terlalu banyak terkena sinar matahari justru akan membuat daun bonsai menjadi kering dan merusak akar.
Bonsai indoor paling baik ditanam dalam pot. Pot bisa diganti setahun sekali. Saat mengganti pot pangkas akar yang terlalu panjang. Ini akan merapikan akar sekaligus memberi kesempatan akar baru untuk tumbuh.
Saat mengganti pot, Anda mungkin harus mencari pot baru yang berukuran lebih besar. Jenis bonsai tertentu mempunyai tingkat pertumbuhan cukup pesat. Gunakan pot yang memang dikhususkan untuk bonsai.
Apakah Anda belum mengetahui jenis bonsai yang Anda miliki?
Jika belum, mengidentifikasi jenis tanaman bonsai akan penting untuk untuk mengetahui karakteristiknya. Informasi yang cukup akan memudahkan dalam merawat tanaman bonsai Anda.
Selain itu, penting pula untuk memiliki alat berkebun yang memadai. Bonsai perlu dipangkas dari waktu ke waktu untuk mempertahankan keindahannya.
Penting pula untuk memeriksa jenis tanah serta pupuk yang digunakan. Pupuk bisa digunakan sebulan sekali untuk menjaga kesehatan tanaman.
Bonsai harus disiram dalam jumlah yang cukup, tapi jangan terlalu banyak. Pastikan pot memiliki lubang untuk membuang sisa air. Terlalu banyak air akan mengakibatkan tumbuhnya jamur dan membuat akar busuk.
Jika memiliki hewan peliharaaan, letakkan bonsai di tempat yang aman agar tidak dirusak oleh anjing atau kucing Anda.
Serangga bisa pula menyebabkan kerusakan pada bonsai indoor. Pastiikan untuk mengawasi kehadiran serangga di sekitar bonsai Anda.

Sumber : Oketip.com

S A N T I G I

AGAR SANTIGI BERBUNGA TERUS 
Santigi dapat dibudidayakan dengan berbagai macam cara yang salah satunya adalah dengan pembenihan dari biji santigi. Santigi hasil budidaya ternyata dapat tumbuh dan berkembang dengan cukup baik hingga dalam waktu beberapa tahun sudah mencapai besar batang tertentu hingga layak untuk dijadikan bonsai ukuran sedang, kecil maupun mamme/sangat kecil. Besar kecilnya ukuran bonsai sebenarnya bukan suatu permasalahan karena nilai lebih bonsai adalah pada bentuk dan karakter yang mampu ditampilkan oleh penghobinya.
Di alam biasanya santigi berbunga setahun sekali sehingga penyebaran tanaman ini menjadi relatif tidak begitu pesat. Santigi kira-kira berbunga di bulan-bulan April hingga Juli. Bunga yang sudah tua akan menghasilkan biji yang akan secara alami jatuh ke media di bawahnya. Bila beruntung maka biji itu akan tumbuh bersemi menjadi santigi baru pada sekitar bulan September. Bila mengharapkan cara perkembangiakan Santigi secara alami dengan biji seperti itu, tentu budidaya santigi juga akan kurang maksimal sehingga perlu dilakukan upaya-upaya rekayasa botani sehingga perkembangbiakannya dapat dikendalikan sesuai keinginan kita. Seorang sahabat dari Pati Jawa Tengah, Gion telah melakukan serangkaian ujicoba budidaya Santigi dengan cukup berhasil. Ia mampu menemukan cara untuk membuat indukan Santigi berbungan terus sepanjang tahun untuk menghasilkan benih santigi dengan cara generatif biji. Batang santigi yang memiliki banyak ranting dan perdaunan yang subur dikupas kulit serta dibersihkan kambiumnya (seperti mau mencangkok). Batang yang telah bersih dari kulit dan kambium ini dibiarkan terus terbuka dan kering. Indukan Santigi ditempatkan di lokasi yang memperoleh sinar matahari, angin yang cukup banyak dan sistem drainase yang baik pula. Kemudian indukan secara rutin diberi pupuk NPK dan TSP yang sangat dibutuhkan oleh indukan Santigi untuk menghasilkan bunga dan buah. Kandungan unsur P (Phospat) merupakan unsur hara yang dibutuhkan untuk proses menghasilkan bunga dan biji. Alhasil, indukan-indukan santigi ini akan tumbuh sehat, berbunga dan menghasilkan biji terus sepanjang tahun. Indukan Santigi yang diproses untuk menghasilkan biji guna budidaya memiliki batang yang tidak cepat besar/relatif tetap karena sari makanan hasil fotosintesa tidak digunakan untuk menebalkan lapisan kayu akan tetapi difokuskan untuk menghasilkan bunga.

Friday, July 12, 2013

BONSAI

K
ata bonsai berasal dari bahasa Jepang. Namun seni bonsai sendiri muncul pertama kali di Cina pada masa pemerintahan dinasti Tsin (265-420) dan tumbuh subur pada masa dinasti Tang (618-907). Di Jepang istilah bonsai muncul pada masa pemerintahan Kamakura (1192-1333) yanbg dicatat dalam Kasuga Shrire.
          Bonsai merupakan seni mengerdilkan pohon di dalam pot berukuran kecil yang hasilnya mengingatkan pada pohon serupa di alam sesungguhnya, tetapi sudah dalam bentuk mini.
          Dalam membuat bonsai alat-alat yang diperlukan antara lain: gunting, gergaji, pahat, kawat, pemotong kawat, tracker, tang, ampelas, kertas baja, sikat kawat, kuas, bangku, tali, dan yang terpenting adalah pot serta meja atau tempat memajang bonsai.
          Beberapa jenis tanaman yang dapat dibonsai terutama jenis tanaman yang mampu tumbuh baik di Indonesia antara lain: asam, bambu, ficus, cemara, jeruk, sawo, buah-buahan atau beberapa tanaman berbunga lainnya.
          Bakalan bonsai dapat dibuat dengan cara penyemaian biji, setek, cangkok, okulasi, dan enten. Beberapa hal mendasar yang harus dilakukan dalam pembuatan bonsai secara umum adalah pemotongan dan pemangkasan, pengawatan, penempatan pohon dalam pot, penanaman, penuaan, dan penggantian pot.
          Yang perlu diperhatikan dalam perawatan bonsai diantaranya adalah penyiraman, pemupukan, penyiangan, penggantian media pot, pemangkasan, pembukaan dan penggantian kawat, penempatan pot, serta pengendalian hama dan penyakit.